PKH KOTA PEKALONGAN- Setelah sukses dengan program bedah kampung di beberapa wilayah di
Indonesia, kali ini kementerian sosial memberikan bantuan sebesar Rp 3,2
miliar kepada 320 kepala keluarga Kelurahan Kebulen, Kecamatan
Pekalongan Barat, untuk renovasi rumah yang tidak layak huni, dan
masing-masing kepala keluarga memperoleh Rp 10 juta.
PKH Kota Pekalongan dalam acara tersebut ikut menyambut dalam acara kemensos. semogga diharapkan dengan program bedah rumah dapat bermanfaat.QSPKH Kota Pekalongan
Membangun Keluarga Harapan.
PKH Kota Pekalongan
Membangun Keluarga Harapan.
PKH Kota Pekalongan
Membangun Keluarga Harapan.
PKH Kota Pekalongan
Membangun Keluarga Harapan
PKH Kota Pekalongan
Membangun Keluarga Harapan
25 September 2013
PEMBAYARAN PKH TAHAP 3, 2013
Wednesday, September 25, 2013
No comments
Di penghujung bulan September ini kantor pos disibukkan dengan pembayaran PKH setelah beberapa hari kemarin mengadakan penyaluran BLSM. Pada pembayaran ini dijadwalkan dua hari yakni hari selasa dan rabu. Hari selasa (24 September 2013) untuk kecamatan pekalongan barat dan utara sedangkan hari rabu (25 Spetember 2013) untuk kecamatan pekalongan timur dan selatan. Sebelum pembayaran para pendamping PKH berkoordinasi dengan para peserta PKH, kelurahan, kecamatan dan beberapa instansi terkait lainnya.
Pembayaran tahap ini merupakan pembayaran yang ketiga di tahun 2013 dan Alhamdulillah dapat berjalan lancar tanpa ada kendala yang berarti. “Antrian yang yang berjalan cukup lancar dibandingkan dengan pembayaran lalu.” Ungkap salah satu ketua dari kelompok kelurahan Baros. Walapun berjalan cukup lancar namun masih ada beberapa yang belum mengambil bantuan seperti di kecamatan pekalongan barat dan selatan.
Diharapkan kedepannya pembayaran PKH dapat berjaan dengan lancar dan bantuan yang diterima dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya.
Pembayaran tahap ini merupakan pembayaran yang ketiga di tahun 2013 dan Alhamdulillah dapat berjalan lancar tanpa ada kendala yang berarti. “Antrian yang yang berjalan cukup lancar dibandingkan dengan pembayaran lalu.” Ungkap salah satu ketua dari kelompok kelurahan Baros. Walapun berjalan cukup lancar namun masih ada beberapa yang belum mengambil bantuan seperti di kecamatan pekalongan barat dan selatan.
Diharapkan kedepannya pembayaran PKH dapat berjaan dengan lancar dan bantuan yang diterima dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya.
20 September 2013
KARANGMALANG dalam kisah
Friday, September 20, 2013
No comments
PKH Pekalongan - Siang itu Pendamping Kecamatan Timur menyusuri jalanan berliku dan melewati persawahan. Walaupun sinar mentari kala itu bersinar terang tak menghalangi tugas ini. Kewajiban yang harus kami lakukan. Agenda kala itu untuk berkunjung ke rumah RTSM.
Kunjungan pertama kami ke rumah bu Dian Ningsih yang beralamatkan di Setono RT 05 RW 07 kelurahan dekoro. namun rumah yang beliau tempati tersebut masuk dalam wilayah kelurahan Karangmalang. Kondisi yang kami amati sangat miris. Rumah bu Dian hanyalah sebuah gubuk yang berukuran sekitar 1x3 M. itupun hanya sebuah rumah sementara, sebatas tempat bernaung dari terik panas matahari dan guyuran hujan. Tanah tempat rumah tersebut berdiri pun kepunyaan warga disampingnya.
Kondisi ekonomi keluarga tersebut dibawah garis kemiskinan. Suami bekerja sebagai buruh serabutan di terminal atau bila ada yang butuh bantuan beliau. Sedangkan bu Dian hanya sebagai ibu rumah tangga. Bu Dian hanya mengurusi anaknya yang masih balita. Sebenarnya anak mereka berjumlah dua namun yang satu telah meninggal belum lama ini.
Kami berbincang-bincang disana cukup lama. Setelah itu kami berkunjung ke rumah RTSM yang berikutnya, di rumah bu Umriyah yang tak jauh disana. Terletak di JL MAKAM SEKEDUNG RT. 03 RW. 01 kelurahan Karangmalang.
Ada hal yang berbeda pemandangan kala itu. RTSM yang kami kunjungi mewah sekali. Mewah dalam hal ini bukan kaya ataupun serba kecukupan. Namun ‘mepet sawah’ (berdampingan/dekat sawah). Selain itu rumah tetangga di kanan kirinya pun termasuk bagus. Sebuah hal yang bertolak belakang.
Kunjungan pertama kami ke rumah bu Dian Ningsih yang beralamatkan di Setono RT 05 RW 07 kelurahan dekoro. namun rumah yang beliau tempati tersebut masuk dalam wilayah kelurahan Karangmalang. Kondisi yang kami amati sangat miris. Rumah bu Dian hanyalah sebuah gubuk yang berukuran sekitar 1x3 M. itupun hanya sebuah rumah sementara, sebatas tempat bernaung dari terik panas matahari dan guyuran hujan. Tanah tempat rumah tersebut berdiri pun kepunyaan warga disampingnya.
Kondisi ekonomi keluarga tersebut dibawah garis kemiskinan. Suami bekerja sebagai buruh serabutan di terminal atau bila ada yang butuh bantuan beliau. Sedangkan bu Dian hanya sebagai ibu rumah tangga. Bu Dian hanya mengurusi anaknya yang masih balita. Sebenarnya anak mereka berjumlah dua namun yang satu telah meninggal belum lama ini.
Kami berbincang-bincang disana cukup lama. Setelah itu kami berkunjung ke rumah RTSM yang berikutnya, di rumah bu Umriyah yang tak jauh disana. Terletak di JL MAKAM SEKEDUNG RT. 03 RW. 01 kelurahan Karangmalang.
Ada hal yang berbeda pemandangan kala itu. RTSM yang kami kunjungi mewah sekali. Mewah dalam hal ini bukan kaya ataupun serba kecukupan. Namun ‘mepet sawah’ (berdampingan/dekat sawah). Selain itu rumah tetangga di kanan kirinya pun termasuk bagus. Sebuah hal yang bertolak belakang.
‘monggo mas masuk. Ben ngerti gubukke ibu seng wes pak ambruk’
Terlintas dalam benak kami kenapa mau roboh bukankah masih bagus. Walaupun rumah tersebut hanya dari bambu. Setelah kami bertanya jawab dengan RTSM didapatkan keterangan bahwa yang ditempai ibu Umriyah ternyata hanya numpang (mendirikan bangunan rumah sementara diatas tanah orang lain) dan sekitar bulan Desember sang pemilik tanah tersebut pun akan mendirikan bangunan sendiri diatas tanag tadi. Otomatis nanti Ibu Umriyah harus mecari tempat laen. Namun sampai saat ini belum menemukan tempat tinggal selanjutnya. Padahal mereka masih mempunyai 2 orang anak dan yang satunya masih bersekolah di Sekolah Dasar.
Dengan adanya program keluarga harapan (PKH) ini diharapkan dapat memberikan stimulus dan semangat untuk tetap bertahan hidup dan memperjuangkan keluarganya untuk masa depan anak-anaknya yang lebih baik.
19 September 2013
KUNJUNGAN KE DINSOS JAWA TENGAH
Thursday, September 19, 2013
No comments
PEKALONGAN-
Pagi itu, sang raja siang belum menampakkan wajahnya. Namun ada yang
berbeda dari yang lain. Temen2 pendamping PKH Pekalongan hendak
berkunjung ke Dinas Sosial Jateng. Y pasalnya kami akan berangkat ke
Semarang jam 6 pagi. Hal ini dimaksudkan agar dalam perjalanan masih
belum ramai dan udara pun masih segar/ adem.
Sesampainya
kami sampai disana, kami langsung disambut hangat oleh salaj satu
operator provinsi dan langsung diantar ke ruang sekretariat PKH Jateng.
Obrolan ringan pun mengawali perbincangan dengan mereka sembari menunggu
kedatangan pak 'Tiar'. Begitulah sapaan akrab pak 'Sutiyarso', SE,MM
yang merupakan orang yang hendak kami temui di Dinsos Jateng kali ini.
Tanya
jawab tentang PKH terutama PKH di Kota PKL mengenai permasalahan,
kendala dan berbagai hal yang terkait didalamnya. semua itu diharapkan
pasca ini ada bentuk konkret tindakan yang diambil sehingga semua pelaksanaan PKH di Kota Pekalongan dapat berjalan dengan baik.
15 September 2013
RAKOR PKH KOTA PEKALONGAN 2013
Sunday, September 15, 2013
No comments
Pekalongan. 5 September 2013. Hari itu PKH Kota Pekalongan disibukkan dengan acara Rakor PKH Kota Pekalongan. Acara ini diselenggarakan di ruang Kalijaga Sekretaris Daerah Kota Pekalongan dengan mengundang berbagai instansi seperti Kementerian Sosial RI, Dinas Sosial Jawa Tengah,Bappeda, Camat, Lurah dan instansi terkait yang berhubungan dengan PKH. Perwakilan dari Pusat (Kementerian Sosial RI) oleh Agustinus Sunarman dan dari Dinas Sosial Jateng oleh Farid, MM, Yusuf.
Adapun tujuan acara ini untuk mengevaluasi perkembangan PKH Kota Pekalongan, sosialisasi PKH kepada instansi terkait, minta dukungan dan kerjasama instansi terkait agar keberjalanan PKH Kota Pekalongan dapat berjalan dengan baik. Mengutip ungkapan Bapak Farid, MM "PKH merupakan orkestra bukan organ tunggal." Jadi untuk menghasilkan alunan nada yang indah butuh perpaduan yang selaras antar alat musik (instansi terkait). Sehingga kesuksesan PKH merupakan kesuksesan bersama.
Kerjasama yang diharapkan dari pihak dinas pendidikan diharapkan selain dengan terbantunya anak didik peserta PKH, diharapkan dengan adanya hubungan yang lebih terkoordinasi dapat membantu penyelesaian pendidikan yang terkait didalamnya.selain kerjasama dengan dinas pendidikan.
Kesimpulan dari rakor PKH kota Pekalongan 2013 antara lain :
1. terjalinya kerjasama yang terus menerus antar instansi terkait
2. masih kurangnya perhatian dan dukungan Kota Pekalongan dalam menyukseskan PKH
3. dll.
(QS:PENDAMPING PKH)
Penanganan 4,6 Juta Anak Terlantar Butuh Koordinasi
Sunday, September 15, 2013
No comments
Jakarta ( Berita ) : Penanganan
4,6 juta anak terlantar di Indonesia membutuhkan kerja sama dan
koordinasi berbagai pihak, seperti Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah
baik di tingkat provinsi dan kabupaten, kementerian/lembaga serta
lembaga-lembaga lokal, nasional dan internasional.
“Dengan
demikian, kebijakan dan program perlindungan anak di Indonesia dapat
dilakukan secara sinergis dan tidak terjadi tumpang tindih di antara
berbagai pemangku kepentingan,” ujar Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri
di Jakarta, Selasa [10/09].
Mensos
mengatakan, Sistem perlidungan anak terpadu merupakan tantangan yang
mendesak, karena masalah kesejahteraan dan perlindungan anak merupakan
masalah lintas sektor.
Sehingga, lanjut Mensos, memerlukan sistem yang dikembangkan bukan saja berdasarkan pengembangan konseptual, melainkan pula berdasarkan penelitian berbasis fakta di lapangan (evidence-based research).
Menurut
dia, Kemensos melalui Program Kesejahteraan Sosial Anak (PKSA) berupaya
untuk menangani 1,37 juta anak sejak 2009-2013 dan menargetkan 172 ribu
anak tertangani pada 2013 dengan alokasi anggaran sebesar Rp388 miliar.
Sementara
itu, lanjut Salim Al Jufri, Program Keluarga Harapan (PKH) secara
nasional sejak 2007-2013 sudah menangani 2,4 juta Rumah Tangga Sangat
Miskin (RTSM) dengan alokasi anggaran Rp3,5 Triliun.
“Namun,
target maupun alokasi anggaran ini masih belum cukup jika dibandingkan
dengan 4,6 juta anak terlantar serta kebutuhan ril anak untuk pemenuhan
kebutuhan dasar dan aksesibilitas kebutuhan dasar ke sekolah, kesehatan, akte kelahiran, hiburan, keterampilan dan lain sebagainya,” kata menteri.
Dalam
hal ini, tambahnya, peran pemda, kementerian/lembaga serta lembaga
lokal, nasional dan internasional lain sangat dibutuhkan, agar seluruh
anak terlantar di Indonesia dapat tertangani dengan baik. (ant )
Subscribe to:
Posts (Atom)